Selasa, 29 April 2014

Jurnal Janin #3 : Karakterisasi dan POV



Bicara karakter atau Protagonis, bicara motivasi. Apa yang saya cari dari kompetisi Bulan Narasi ini? Uang? Kontrak Penerbitan? Atau sebuah pembuktian? I dunno. Mungkin alasan inspiratifnya adalah saya hanya ingin seseorang membaca novel saya. Alasan aslinya adalah kontrak penerbitan.

Bisakah? Ada tujuh ratus lebih saingan dan hanya satu yang dikontrak.

Jujur saja, jika saya belum menang, maka novel ini saya akan self-publish atau mungkin saya simpan dulu dan kembali ke proyek thriller. Tidak ada salahnya mencoba kan?

150-350 halaman. Saya harus memiliki karakter yang kompleks dengan cerita kompleks. Protagonis ini harus punya sebuah motivasi yang kuat, tak satu orang pun yang bisa menghalanginya karena dia akan berubah. Bisakah Bulan Narasi ini merubah sudut pandang saya?


Bicara karakter, bicara sudut pandang. Saya sering menulis dalam sudut pandang orang ketiga. Namun, kali ini saya memakai sudut pandang orang pertama untuk plot utama dan orang ketiga terbatas, untuk plot sampingan. Karena dengan itu, pembaca bisa langsung masuk ke kepala karakter, juga menambah suspense. Saya ingin memaksimalkan kedua plot ini, mungkin sedikit membuat kehidupan kontras keduanya.

Karakter utama. Pria. Di kepala saya, tubuh karakter ini adalah bentuk yang saya tak suka tapi memiliki pemikiran yang saya suka. Saya tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan wujudnya. Pembaca punya presepsi masing-masing. Yang jelas saya fokus dengan kekurangan karakter ini. Ya, kekurangan. Karena karakter ini harus berbuah.

Protagonis favorit saya adalah Robert Langdon dalam novel-novel karya Dan Brown. Yang saya ingat, dia pengidap klaustrophobia dan ahli simbologi bukan penampakannya. Maka saya kaget saat Tom Hanks memerankan Langdon ... “Gak kayak Langdon versi gue...”  

Tentu karena ini novel cinta, saya juga membuat love interest. Dua hingga tiga wanita. Saya belum tahu seperti apa karakter-karakter ini nanti saat dikembangkan tapi saya sudah menyematkan beberapa sifat dalam karakter-karakter ini. Oh ya, Antagonis juga serta side kick untuk protagonis subplot. Saya tidak akan memberi antagonis saya sudut pandang. Terkadang orang jahat lebih enak dilihat dari satu sisi saja. Simpati harus ke protagonis utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar